ANYER BEACH-2009



“Hai sahabat…. Apa kabar denganmu semua ???”Ku harap keadaaan kalian utuh dan tak kurang suatu apapun.

Seperti halnya keadaan sore ini, begitu indah ku saksikan, Aku masih bertahan untuk menatap pesona itu di sore ini. Tak ada yang aku cari selain ketenagan akan hidup yang mulai retak di antara ruang & waktu.

Aku ingin menyaksikan sang mentari kembali keperaduannya. Aku ingin menyaksikan kepakan sayap burung-burung yang lalu lalang di bukit gunung dan pepantaian. Aku ingin menyaksikan gelombang laut yang mulai mengganas. Aku ingin menyaksikan air laut yang mulai kuning ke-emasan karena pantulan sang mentari dari arah barat. Aku ingin menyaksikan para turis yang mulai singgah dari tempat satu ke tempat yang lain. Aku ingin menyaksikan proses kegelapan yang mulai menyelimuti reruangan.

Sungguh pesona alam yang indah yang baru ku tatap sore ini. Semoga saja ku berharap pada kalian semua. Biru awannya sebiru mata kalian yang masih istiqomah menatap masa depan, hembusan anginnya yang perlahan tapi pasti seperti semangat kalian yang ber-api-api meski terkadang harus jatuh lebih dalam, senja yang indah bak tutur kata dan mimik wajah kalian yang memberi semangat untuk orang di sekelilingnya.

Sekali lagi apa kabar sahabatku semua, maaf… aku hanya bisa menyapa kalian dari kejauhan. Teriring salam dan do’a-ku yang senantiasa menyertai kalian.

Di tengah kemuraman hidup, aku selalu sempatkan untuk mengingat kembali wajah-wajah kalian disaat kita pernah satu dalam kebersamaan, aku masih bisa menyaksikan curhatan kalian akan keadilan hidup yang diberikan, curhatan kalian yang berambisi meraih sukses di negeri jiran, curhatan kalian yang bimbang akan suatu hubungan, curhatan kalian akan kondisi keluarga yang tak memungkinkan, curhatan kalaian akan perceraian kedua orangtua yang tak lagi sepaham, atau curhatan seorang sahabat yang tak lagi mendapatkan kebebesan dan keadilan akan pendidikan.

Semua kini aku saksikan kembali, tampak jelas di retina dan bayang-bayang yang mulai semu di telan kegelapan.

Tak ada yang abadi yang pernah kita miliki di dunia ini, Tuhan menciptakan kita untuk memperlihatkan siapakah yang paling bijak perkataannya, siapakah yang paling baik amalnya dan siapa yang paling takut kepada-Nya, Tuhan tidak menciptakan kita untuk berlomba-lomba menumpuk kekayaan yang kelak mencelakakan atau meraup keuntungan untuk menjadi pribadi yang hedon dalam keserakahan.

Percayalah sahabat, ku yakin kalian sampai di sana, di sana kalian akan di muliakan oleh semua mahluk Tuhan, bukan lagi manusia tapi plankton-plankton kecil akan memintakan maaf pada-Nya.

Tertawa dan menangis itu sudah menjadi kebutuhan, pesanku untuk kalian, silahkan tertawa sepuas kalian selagi kalian masih peduli dengan kemuraman hidup orang-orang yang ada dibawah kalian. Silahkan menangis sekeras kalian selagi kalian masih punya cita-cita & harapan diatas orang-orang yang mendahului kesuksesan kalian.

Maafku yang hanya bisa kusampaikan, maaf atas ketidak hadiran dipesta kebahagian kalian atau ketidak sempatan menabur bunga diatas gegundukan tanah kesediahan. Percayalah aku masih seperti yang dulu, bersikap sewajarnya meski masalah yang kuhadapi lebih dari yang wajar, bersikap arif & bijaksana dalam melangkah, tidak memaksa karena itu bukan haq-nya.

Syukran

>

Leave a Reply


Terimakasih sudah berkunjung :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Blogger templates