Aku Bukan Pelukis


Izinkan aku melukismu pagi ini, bukan tanpa alasan aku ingin melukismu dan bukan pula aku kurang kerjaan pagi ini. entahlah ! tak perlu aku memberi tahumu, aku takut membuat tidurmu tak nyenyak, membaut pagimu tak semangat hanya karena sebuah 'alasan'.
cukup hanya aku dan Tuhan yang selalu mengawasiku siang dan maalam, ia tak pernah lalai sedetikpun. Oh ia lukisan itu akan aku simpan selamanya di kamarku, dan tak akan aku berikan kepadamu atau kepada orang lain apa lagi orang yang tak pernah ku kenal sebelumnya. Jujur saja, aku suka dengan gayamu, caramu berbicara, caramu menyapa, caramu berdandanpun aku
suka, apa lagi saat kamu mengenakan pakaian muslimahmu. Aku terperangat, tersipu dan serasa ingin merayumu, tapi tak mungkin itu ku lakukan padamu !.
Dan kamu harus tahu, bukan wajah cantikmu yang aku lukis, bukan pula sesuatu yang kau kenakan  keseharianmu. maaf ! jika kamu penasaran dengan apa yang akan aku lukis.

Mentari pagi ini masih memberiku harapan dan mimpi untuk sedikit melukis tentangmu, tentang kepribadianmu yang penuh makna dalam setiap langkahku, kata-katamu mampu membuatku berpikir tujuh kali untuk menafsirkan itu semua, bahasa tubuhmu tak mampu aku tafsirkan dengan bahasa tubuhku yang masih terbatas, tegur sapamu hampir membuatku jatuh tak bisa bangun kembali padahal aku tak kena struk.
Jujur aku mengagumimu, seperti aku mengagumi sinar mentari yang  tak pernah padam, selalu memberiku harapa untuk bangkit ! semangat ! begitu juga dirimu, kamu selalu memberiku semangat dan angin segar saat aku layu dan butuh nutrisi untuk bangkit. Aku bersyukur, Tuhan mengirmkan sosok wanita sepertimu, sosok yang langka aku temui di dunia ini. 
Maaf, hanya ini yang bisa kulukis tentangmu lewat curah embun pagi yang bertengger di daun talas, yang selalu bening dan murni. Bukan aku tak mau melukis wajahmu, tapi aku bukanlah seorang pelukis.

>

Leave a Reply


Terimakasih sudah berkunjung :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Blogger templates