CATATAN UNTUKMU SI PEMALU-



Hai... kamu wanita yang dulu aku pernah mengenalmu, senang bisa mengenalmu bahkan lebih dari itu. Kebanggan tersendiri bisa belajar akan cinta darimu, bahkan lebih dari itu aku belajar mencintaimu :d:, sebelumnya aku ingin menyapa keadaanmu dari balik tirai jendela kamarku, "Apa kabarmu cantik? :h: , bagaimana dengan kuliahmu ? bagaimana keadaan keluargamu? mungkin lebih penting lagi aku ingin bertanya soal kabar kedekatanmu dengan lelaki yang mampu mencintaimu?", semoga saja kabarmu hari ini 'baik-baik saja', terlepas dari tugasmu yang menumpuk yang akan menyambutmu setelah liburan nanti, aku yakin kamu bisa menyelesaikan semua itu, oh.. ia, mungkin sudah satu tahun, aku tak mendengar kabar kedua orang tuamu, di sini aku selalu mendoakan untuk kesejahtraan mereka berdua, karena aku sempat mengenal mereka lebih dekat, sedekat aku mengenalmu :c:, sebenarnya itu pertanyaan tak penting buatku, tapi entahlah, setiap ada kabar tentang kedekatanmu dengan seorang laki-laki, setengah hatiku selalu bertanya "Benarkah?", semoga saja setengah hatiku lagi tak ragu untuk membenarkan keraguan akan setengah hatiku yang lain. :e:

Kamu begitu lugu,itu yang aku tahu dahulu, pemalu menjadi sifat kebiasaanmu dalam berkata, berkata akan kejujuran hati yang tak berani kamu ungkapkan. Tersenyum, ya mungkin ini, ini yang bisa menetralisir dari sebuah rasa malu yang terkadang berujung membuat hati menyesal. Tak hanya itu, kamu wanita cerdas, brilian mungkin seperti intan, maaf jika aku berlebihan, tapi itu memang kenyataan.:h:

Lekat di benakku, sebuah pristiwa atau moment, entahlah aku tak bisa mengkategorikan sesuatu yang sudah terjadi, tapi dalam space memoriku, kejadian itu tak akan pernah terhapus, jika kau bertanya "Sampai kapan?" mungkin sampai aku mati, mati raga dan jiwaku, tapi cintaku akan selalu hidup di atas lembaran-lembaran catatan tentangmu. :d:

Oh ia, sekali lagi selamat yah, selamat kau bisa berlibur dengan keluarga besarmu, keluarga yang kamu cintai, bahkan terkadang kau menulis tentang mereka, atau sekedar sepucuk rindu untuk mereka dalam wall facebookmu. Memang di zaman sekarang, terasa kurang romantis jika hanya tercatat dalam lembaran-lemabran kertas yang kelak akan usam, terlebih semua orang bisa membacanya serta tak lagu mengomentarinya.

Maaf sebelumnya :h:, maaf jika aku lancang membaca tulisanmu, tulisanmu yang tercecer dalam wall facebokmu, semua berawal dari ketidak sengajaan. Di beranda facebookku, kubaca tulisan-tulisanmu, tentang curhatan yang sudah lama aku tak membacanya, dan pagi ini aku membacanya kembali. Tentang semua yang kamu rasakan, tentang rasa yang tak sempat kamu katakan, hingga timbul akan keraguan dan penyesalan dalam hatimu.

Waktu begitu mendukungmu, kau terbebas dari semua tugas kampusmu, terbebas dari semua tekanan hidup yang membuatmu terpaksa mengatakan "Kapan aku bisa bebas?" :i:, dan sekaranglah saatnya, saatnya kamu mengeksekusi waktu yang dulu menahanmu untuk mengatakan cinta, rindu, penyesalan, suka dan cita kepada seseorang yang sudah lama mengendap dalam hatimu. :k:

Aku bahagia, ternyata kamu bisa bangkit dari cinta yang dulu terpuruk , dan kitapun mengakhirinya. Bagiku itu hal yang wajar dalam sebuah hubungan prasaan, tentang ikatan hati yang akan rapuh kecuali dengan ikatan pernikahan. Aku mencoba berdamai dengan waktu, dengan sinar rembulan dan bintang, dengan catatan-catatan kertas tentang aku, kamu dan kita, dan kini sudah usam. Hingga namamu tertulis buram, sulit untuk dibaca.

Kau begitu berbeda dahulu dengan yang sekarang, si pemalu kini telah menjelma wanita pemberani, menebar kata-kata propaganda, kata-kata cinta yang dulu aku mengharapkannya, tapi tetap saja kamu sembunyikan, kata-kata rindu dan harapan. Semua aku saksikan dengan kesadaran, ternyata di balik keluguanmu, tersimpan sifat yang aku menamainya 'transparan' akan mengungkapkan rasa rindu, cinta, harapan dan ketidak adilan yang dahulu aku tak pernah mendapat kejujuran tentangnya :a:.

Satu yang aku pinta darimu, bersikap wajarlah jika kamu berusaha untuk mencintai seseorang, karena sedikit masalah akan membuatmu bimbang. Cintailah sekedarnya agar kau tak jatuh lebih dalam saat cinta itu pergi meninggalkanmu :l:. Perindahlah sikapmu dalam menjaga prasaan hati seseorang, karena jika hati  yang tersakiti, hendak kemana obat kamu cari.

>

Leave a Reply


Terimakasih sudah berkunjung :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Blogger templates