OLAHRAGA

 
Pagi ini. Aku bergegas berganti pakaian olah raga, lengkap dengan sepatunya. Bergerak berputar sebagai pemanasan awal.
Aku terus berlari  menuju pusat olah raga. Syekh Yusuf Discovery, tempat itu. Di sana terdapat lapangan bola. Di bibir lapangan itu aku dan segerombolan manusia berlari memutar tawaf lapangan. Pantang berhenti sebelum peluh bercucuran berdaki. 
Tepat di depanku, gadis masih belasan tahun berlari santai, mengayun tapak kaki demi kaki. Gadis itu terus berlari, dan aku mengikutinya tepat dibelakangnya. "Rezeki nih" lirihku. Dan.

"Aduh... sakit ! Tolongin aku" gadis merintih kesakitan. Terjatuh. Mataku memandang kedepan. "Tuhan Kau memang Maha tahu adegan sinetron kesukaanku" lirihku. Dengan semangat 45 aku menghampiri. Aku berdiri tepat di depannya. Ku ulurkan tanganku. Dan.

"Mas, ada Hp?" seketika jantungku berhenti. Asa pun hilang entah pergi.
"Ada de,"
"Tolong telponin ke nomor ini" sungutnya mengejah angka dilayar digital 4 inci. Kere ! kataku.
"Ini nomor siapa de?"  penasaran.
"Pacarku mas"
Gubrakkk !!!

>

Mereka Mendengarmu

 image : Losari Beach 2014

Jika manusia tak sudi lagi mendengar semua keluh kesahmu. Menjadi pendengar setiamu. Menghayati 

Menyelami dan ikut merasakan apa yan kamu rasakan. Maka ayunlah kakimu. Pijakan tapaknya pada 

pepasiran landai putih nan bersih. Lalu pandanglah samudera lautan hijau di depanmu yang selalu gaduh

dengan riak ombaknya bergemuruh, membentuk irama yang menentramkan. Menenangkan. Mendamaikan

sekalius mensyahdukan. Kau akan merasakan ketentraman. Ketenangan. Kedamaian sekaligus menyejukan 

hatimu yang sedang galau, risau. Seolah hijau laut dan riak ombaknya mendengar dengan seksama. 

Meresapi dan merasakan apa yang terbesit dalam hatimu sebelum satu patah katapun terlempar dari 

mulutmu.




>

SURAT UNTUK ADE




*Teruntuk ade yang jauh di pulau sana, sudah 12 tahun kita tak bersua :(
................
De, apa kabar? semoga tuhan yang baik hati senantiasa berbagi kasih untuk ade. Maaf abang baru bisa nulis surat lagi untuk ade. Abang hampir saja lupa sama ade, bayangin aja surat terakhir yang abang tulis dulu tahun 2006. Wah sudah sangat amat lama, jika di tulis dengan angka sudah 9 tahun abang tak kirim tulis surat, kirim surat dan bertukar kabar sama ade. Sekali lagi maafin abang ya de. Hening.

Oh, iya abang mau tanya, bolehkan...? sudah kelas berapa sekarang? terakhir abang denger sudah sekolah SMP, tapi abang lupa kelas berapanya. Tak penting kelas berapanya, yang penting ade semangat terus belajarnya. Jangan putus asa. Jika ade lelah, jenuh, malas maka obatilah dengan berwudhu lalu shalat 2 rakaat kemudian baca beberapa ayat qur'an, insyaallah jenuh, cape, males akan pergi dengan sendirinya dan akan datang semangat baru pada masanya. Itu juga yang abang sering lakukan di sini, ya di tanah perantauan. Abang masih ingat itu nasehat ayah pada kita sebelum ayah pergi meninggalkan kita semua selamanya, saat kita duduk bersama di sebuah ruang tamu yang hanya beralaskan tikar lusuh, abang harap ade masih ingat dan istiqomah melakukannya.

Oh, iya de, abang hampir lupa. Abang dulu sudah janji sama ade, abang akan belikan Hp baru. Sudah abang belikan nanti abang kasih ke ade kalo abang sudah pulang dari perantauan, insyaallah tahun depan.

Pesan abang ga muluk-muluk de, abang cuma minta ade tetap semangat belajar, ga ampang nyerah dan selalu optimis. Untuk biaya insyaallah abang siap bantu selagi abang mampu, meski tak mampu abang akan usahain biar mampu.

Cukup sekian surat abang untuk ade, semoga tulisan ini membuat ade senang karena ternyata abang tak lupa sama ade.

>

NOTES FROM MAKASSAR "Saingannya NOTES FROM QATAR -Muhammad Assad"


Untuk sahabat baikku Ahmad Solahuddin Al-Citeurepi di tempat dan umumnya teman-teman 8 graduated An-Nuaimy. Apa kabarmu bung saat senja mulai kembali keperaduannya? (baca: saat tulisan ini dibuat, senja jingga berkilapan di langit Makassar dan aku menikmatinya lewat jendela kamar terbuka), semoga tuhan yang penuh cinta senantiasa bermurah hati padamu sobat. Oh... iya hanya sekedar informasi saja, tulisan ini ku buat adalah bentuk janji ana ke antum yang pernah kluar dari mulut ana. Ana prnah mengatakan sama antum di detik-detik perpisahan sebagai teman yang akan pergi mencari seonggok jati diri untuk perbaikan dimasa depan nanti. Ku harap kau masih ingat itu.

Tak lupa ana manusia biasa yang banyak hutang, salah dan hilaf ingin mengucapkan "Mohon maaf lahir batin sob jika ada salah kata dan laku yang tidak berkenan di hati antum selama kita berteman". Semoga saja pinta dan harapku tulus begitupun maafmu. Sudah satu bulan lebih ana tinggal di Makassar sama rekan-rekan seperjuangan satu atap satu sepenanggungan. Jika kau bertanya tentang kabarku di sini ? alhamdulillah kabarku baik-baik saja sebaik persangkaanmu  pada tuhanmu. 

Dua hari lebaran iedul fitry berlalu, tapi belum ada momen indah yang bisa aku katakan dan ku ceritakan pada antum. Tapi ada sedikit cerita soal serba-serbi lebaran para pemuda di perantauan. Baiklah dengarkan aku bercerita lewat tanganku yang sibuk mengurai kata.

                                                                             ***
Suara azan bergemuruh melewati celah-celah rumah penduduk dan sampailah ke tempat dimana aku tidur pulas bersama teman-teman di sini, menandakan bahwa 1 syawal telah datang beberapa jam yang lalu, sekaligus itu bertanda waktu untuk mengagungkan tuhan kita telah tiba, aku pun shalat subuh. Oh iya sob, waktu di sini lebih cepat satu jam dari waktu dimana antum tinggal sekarang. Mungkin aku yang sudah bangun antum masih tertidur pulas sambil menata serpiahn mimpi-mimpi yang akan terbawa pergi keindahannya di bawa mentari pagi. 
Tepat jam 6 pagi ana dan kawan-kawan beranjak dari tempat kami menuju lapangan besar di sebuah kota Makassar bernama Syekh Yusuf Discoveri yang bisa menampung ribuan manusia pagi itu. Kami hanya berjalan kaki kesana karena tidak trlalu jauh dari tempat kami tinggal. Karena pertimbangan macet dan harus bayar parkir motor pula yang membuat ana dan kawan-kawan mengayun kaki langkah demi langkah. 15 menit kemudian sampailah kami ketempat dimana pesta kemenangan shalat iedul fitry akan dirayakan. Karena ana lupa mmbawa sajadah, terpaksa harus mengurangi jatah sedekah yang sudah ana prsiapkan untuk membeli selebaran koran yang harganya seribu perak. Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. 
Sampailah pada sesi trakhir yaitu khutbah iedul fitry yang di sampaikan oleh da'i kondang sekalgus slebritis di media-media tv, ana yakin antum pun tau orang itu, baiklah ana kasih tau namanya ust. Taufiqurrahman, biar ga penasaran klik here.

                                                                              ***
Selesai. Kami pun kembali ke kandanng lagi. Disambung makan nasi plus kuah mie indomie campur telur hanya itu saja santapan pagi kami di hari raya iedul fitry, karena tidak ada ketupat atau pun lepat sayur yang bisa kami nikmati pagi itu. Derita pemuda di perantauan. Tapi kami mensyukuri. Antum bagaimana?
Sekitar jam 10 an, kami pergi ketempat salah satu guru akhwat yang juga mengajar di sekolah yang ana ajar, namanya ibu Rahmah. Dia masih muda dan belum menikah. Ana tau itu saat sesi perekenalan guru di sebuah rapat bersama para dewan guru. Cantik sih tapi tidak terlalu, namun yang jelas dia anak orang kaya. 
Ana pun ternganga dan tak berhenti memuji tuhan yang kuasa saat ana dan kawan-kawan sampai di kediaman bu Rahmah. Rumahnya besar bertingkat, luas, bersih dan tertata rapih. Dan dipersilahkannya kami masuk lalu digiring ketempat meja makan prasmanan yang disana segala macam makanan ada, sempurna !. Namun sayang ana tidak bisa makan ketupat sayur banyak di sana, karena sudah terlalu kenyang makan di tempat kami yang hanya sekedar nasi plus kuah mie indomie. "Wah... kalo tau begini gua ga makan banyak-banyak tadi, disini ketupat banyak" bisik otak bulus ana sejenak setelah ku siuk kuah ayam bersantan.
Kenyang ! Kamipun pulang dengan prasaan senang. Senang bisa menatap dan bersalaman dengan guru akhwat tersebut hehehe :)

                                                                              ***
Day 2. Jam 2 siang ana dan kawan-kawan pergi ke pantai Losari dan sempat mampir ke Benteng Fort Rotterdam, sebuah musium peninggalan belanda kala.Ana dan kawan-kawan menikmati hari-hari itu sampai pukul setengah 6 sore saat senja berwarna jingga pekat. Saat sang surya kembali keperaduannya. Sungguh indah ciptaan tuhan tentang senja.
Dan usai shalat magrib, kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju seorang ustadz dan juga direktur sekolah kami. Rencananya dia yang akan jemput kami setelah siang itu mendapat undangan langsung dari beliau,. Namun kami katakan biar kami yang kesana, itung-itung perkenalan dengan jalanan kota Makassar. Agar kami kenal kota Makassar dan keindahannya. Kami pun tiba di kediamannya, lalu disambut dengan hidangan ketupat ditambah sayur coto (sebuah nama soto orang makassar), hemmmm sungguh nikmat sampai-sampai ana dan saiful menambah untuk kesekian kalinya sampai ketupat di piringpun habis ludes dan terpaksa tuan rumah harus menghidangkan ketupat tambahan untuk kami. "Tau aja kalo lai laper habis jalan-jalan hehehe :) " .

Dan cerita serba-serbi lebaran pemuda perantauan pun habis sampai di sini. Semoga antum senang membaca tulisan ini, dan semakin mengeratkan tali persaudaraan ukhwah diantar kita semua. Untuk semua teman-teman 8 Graduated An-Nuaimy "yang sejatinya belom lulus" terimakasih atas segala doa-doa dan inspirasi hidupnya.

Salam dari ana dan kawan-kawan di sini, semoga kelak kita dipertemukan kembali pada momen bahagia. 


>

Riak Ombak Pada Trumbu Karang 'Rapuh'



Ia berlari membawa sesal di hati. Tak peduli. Not care. Lari sekencang-kencangnya dari deburan ombak yang hanya setahun skali datang menyapa dan menerpanya, itu pun tak segemuruh ombak tsunami aceh dulu. Dia datang hanya ingin melihatnya. Hanya ingin bercerita dengannya. Hanya ingin merapihkan tumpukan pasirnya yang mungkin sudah kalang kabut akibat ombak lama tak bersua satu tahun lamanya dengannya. Hanya ingin memastikan bahwa ia masih bisa tersenyum. Bahagia. Tenang. Dan masih tertata rapih tepi-tepi pepasiran pantai di bibir hatinya. Hanya itu saja tujuan ombak ingin bersua dengannya. Aku kira kau seperti karang yang kokoh meski di terjang ombak biasa atau bahkan seganas ombak tsunami aceh dan jepangnya. Ternyata kau hanya terumbu karang yang mudah rapuh. Layu. Lunglai dan cepat-cepat lari bila ada ombak datang, menyelamatkan diri. Kau terlalu menyalahkan diri tanpa membaca dengan kacamata bijaksana. Sehingga yang tiimbul kau selalu salah memahamiku. Salah mengartikanku dan kemudian hanya seutas kata "Maaf" yg terlempar dari lisan lembutmu. Sekali lgi aku tak perlu kata maaf arimu lagi, memangnya salah apa kamu? lalu aku harus memaafkanmu? apa kau tahu jika aku memaafkanmu atau tidak sama sekali. sudahlah tidak ada drama 'maaf' untuk hari ini dan seterusnya. Cukuplah biar waktu dan karma yang akan menjawab siapa yg benar dan siapa yang paling benar diantara kita. Bukan siapa yang salah, karena kesalahan sudah sifat kita pada awal penciptaannya. 
***

"Anggap saja aku sedang bicara sendiri pada riak ombak dan terumbu karang yang rapuh"

>

LEBARAN 2014 DI PERANTAUAN


Selamat pagi semuanya, semoga kalian semua maih diberikan kesehatan baik rohani maupun jasmani dan yang paling terpenting adalah kita masih benar-benar berada dalam naungan fitri kembali suci, dosa terampuni sperti dulu kita terlahir dari rahim ibu-ibu kita. Aamiin...

Ikhwah fillah, bersyukur kita masih diberikan kesempatan untuk kembali merasakan beramadhan dan ber-iedul fitry 1435 H atau 2014 M. Patut kita syukuri pula bahwa di iedul fitry pulalah kita kembali di kumpulkan bersama keluarga tercinta, orang-orang tercinta, sahabat-sahabat tercinta dan tentunya 'dia' yang tercinta :) . Di hari kemenangan pulalah manusia saling berbagi kebaikan, tolong menolong terhaap sesama, memberikan sesuatu kepada mereka yang selama ini hidupnya mungkin dalam kekurangan agar nantinya mereka juga sama ikut merasakan kebahagian dan kemenangan seperti kita yang merasakannya. Di hari iedul fitry pulalah Allah memberikan kesempatan pada setiap insan untuk saling menggugurkan dosa dan kesalahan diantara manusia lainnya. Sungguh "Maka Nikmat tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan !" subhanallah... betapa indah islam di sisi lain islam banyak melarang kita untuk melakukan hal-hal dosa dan kita masih terjebak disana, namun disisi lain islam memberikan sebuah peluang, sebuah kesempatan, sebuah jamuan, sebuah harapan kelak dosa-dosa yang pernah kita lakukan 11 bulan lamanya terampuni dalam 1 hari saja jika kita mampu memaksimalkan waktu itu untuk meminta maaf kepada orang-orang yang dulu pernah kita sakiti, kita zalimi, kita caci atau mereka yang pernah menzalimi kita lalu mereka datang dan menjabat tangan kita maka pada saat itulah dosa-dosa dan kesalahan kita berguguran satu sama lainnya, bayangkan betapa mudah nan indahnya islam, "Maka Nikmat tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan !" 

Ikhwah fillah, tentu momen-momen yang paling kita tunggu saat iedul fitry adalah berkumpulnya kita bersama keluarga besar tercinta kita dalam satu atap lalu saling bermaaf-maafan. Sungguh momen itulah yang tidak bisa saya rasakan iedul fitry tahun ini, pasalnya saya masih di perantauan dan belum bisa pulang dan berkumpul bersama keluarga. Saya untuk waktu satu tahun kedepan masih di kota Makassar, saya ke Makassar seminggu sebelum ramadhan karena ada kepentingan tugas dakwah di sini. Tapi alhamdulillah saya tidak sendirian ada 4 rekan saya juga nasibnya sama seperti saya, mereka belum bisa kembali kerumah sungkeman bersama keluarga, tapi kami juga merasakan kebahagian yang sama seperti kalian semua insyaallah. 

Rindu beracampur sedih tahun ini kami hanya bisa berlebaran di negeri orang, ada perasaan rindu ingin memeluk ibu dan keluarga dari dekat namun tak bisa. Namun insyaallah keikhlasan hati dalam memaafkan kesalahan saudara-saudara, teman-teman, rekan-rekan atau bahkan lawan akan menjadi sebuah obat pelipur lara dan kerinduan di hari nan fitry tahun ini. 

Ikhwah fillah, saya peribadi ingin menghatrukan permintaan maaf lahir dan batin sedalam-dalamnya jika kata-kata, tingkah laku kurang berkenan di hati kalian semua, baik yang kenal dekat sama saya secara personal ataupun mengenal saya lewat dunia maya atau pada event-event tertentu saya berkenalan dengan anda dan anda mengenal saya. Semoga di iedul fitry tahun ini menjadikan kita semakin dewasa, sadar akan tugas kita di dunia, semakin optimis dan semangat dalam meraih kemenangan dunia dan akhirat. Aamiin..

"Selamat Hari Raya 'Iedul Fitry 1435 H/ 2014 M. Mohon Maaf Lahir dan Batin"


  ØªÙ‚بل الله منا ومنكم صيامنا وصيامكم كل عام وانتم بخي

>

TERUNTUK KAMU DAN WAKTU; by. RAMADHAN


Hidup memang begitu romantis. Seromantis aku dan kamu, siapapun itu. Namun keromantisan takan selamanya utuh, ada jeda dan waktu yang perlahan memupus lalu hilang dan berganti. Justru jeda dan waktu itulah yang akan kembali mempertemukan kita pada sebuah keromantisan. 
Keromantisan bukan sebuah kata yang berdiri sendiri namun ada kata lain yang membuatnya indah tegak kokoh berdiri, itulah kecocokan. Kecocokan yang terkadang memaksa kita harus menerima dan rela pada salah satunya saat hati belum bisa menerima takdirnya.  Romantis adalah saling mengisi dan melengkapi saat yang satu jatuh maka yang satunya harus menyangga. Saat yang satu datang maka yang lain pergi. Saat yang satu terluka maka yang lain harus bisa mengurai lara. Saat yang satu hadir kedalam dunia maka yang lain harus pergi dari dunia. Saat yang satu tertawan maka yang lain harus membebaskannya, itulah keharmonisan. Sebuah kata benda yang tidak mampu berdiri sendiri, karena hakiaktnya mereka saling melengkapi.

Saat yang lain datang dengan segala kebesarannya. Saat yang lain datang dengan segala gemerlap dunianya. Saat yang lain datang dengan segala suka cita dan tawanya. Saat yang lain datang dengan segala kesuksesannya. Dan saat yang lain bergembira dengan kedatangan iedul fitrinya, maka jiwa-jiwa yang hampa. Yang merindu. Yang kering. Yang bergelimang dosa. Yang hatinya dipenuhi oleh kecintaan pada rabbnya, kini mereka sedang menangis, berduka karena kepergian bulan ramadhan, sang pahlawan yang mampu membebaskan manusia dari jeruji kesalahan. Sang pendekar yang mampu menjaga manusia dari hawa nafsunya. Sang utusan tuhan yang mampu mentarbiyah kebejatan hawa nafsu manusia. 

Teruntuk waktu; 
by. Ramadhan

"Wahai waktu pengaruhmu menjadi amat berarti diantara aku dan hamba-hamaba Allah yang hatinya diliputi keimanan dan ketaatan pada rabbnya. Pengaruhmu menjadi amat berarti diantara aku dan hamba-hamba Allah yang selalu diliputi rasa rindu akan perjumpaan. Pengaruhmu menjadi amat berarti diantara aku dan hamba-hamba Allah yang tak pernah putus asa memohon kebaikan dari sisi tuhannya. Maka aku memohon padamu wahai waktu, pertemukanlah aku dengan mereka. Jumpahkanlah kembali aku dengan mereka. Satukanlah kembali aku dengan mereka. Romantiskanlah kembali perjumpaan kami di lain waktu, setelah aku pergi untuk waktu yang cukup lama. Aku yakin kepergianku dari sisi mereka akan menambah bumbu rindu di hati mereka yang senantiasa menanti hari perjumpaan denganku. Namun aku tak pernah tau, apakah di saat aku datang mereka masih di sana? atau mereka sudah pergi beranjak dari tempatnya. Wahai waktu terimakasih atas kesempatanmu menabur keromantisan diantara aku dan mereka yang mu'min kepada tuhannya. Sampaikan pada mereka bahwa aku akan selalu merindukan perjumpaan bersama mereka"

"Selamat tinggal aku akan pergi untuk waktu yang cukup lama, relakanlah, ikhlaskanlah insyaallah Tuhanmu telah merancang kembali sekenario perjumpaan kita di masa-masa mendatang yang lebih romantis lagi. Belajarlah untuk merelakan sebuah kepergian yang sebenarnya kau enggan melepasnya atau takut karenanya"




>

KEHAMPAAN



Ada keadaan dimana aku harus tertawa. Ada keadaan dimana aku harus menangis. Ada keadaan dimana aku harus berpura-pura tau. Ada keadaan dimana aku harus berpura-pura tidak tau dan ada keadaan dimana aku harus menarik diri dari silaunya dunia, keadaan dimana aku harus kembali tersungkur pada bumi, keadaan dimana aku harus menyepikan diri dari keramaian manusia, keadaan dimana aku harus mencoba menangisi diri sendiri, mencoba membawa diri pada situasi damai, mencoba menutup mata, menutup telinga dan mencoba menawan mulut agar tidak berbicara, itulah kehampaan.

Terkadang aku membenci sebuah kehampaan. Kehampaan jiwa akan rasa. Kehampaan jiwa akan rindu. Kehampaan jiwa akan cinta dan kehampaan jiwa pada tuhannya. Namun kehampaan tak selamanya buruk, terkadang aku butuh akan suasana hampa untuk menetralisir terlalu hiverbola kecintaanku pada seonggok dunia. Menetralisir sifat kerakusan pada diri jiwa. Menetralisir kecongkakan yang ada pada busung dada. Menetralisir sebuah rasa dan rindu berlebihan yang terkadang membuatku tertawan sejuta laku dan kata.

Hampakanlah jiwamu dari kecongkakan dan kesombongan tanpa harus membenci yang sepatutnya kau benci. 
Hampakanlah jiwamu dari kedengkian tanpa harus mendengki orang yang sepatutnya kau dengki.
Hampakanlah jiwamu dari rasa rindu yang tak tersampaikan tanpa harus mencaci orang yang kau rindukan.
Hampakanlah jiwamu dari segala penyakit hati yang membuatmu mati sebelum kau mati pada waktunya.

"Tuhan aku merindu kehampaan jiwa dari yang tidak kau sukai atas jiwa ini"  


>

TUHAN MAHA ROMANTIS (TMR Lirik)



Sebuah kebahagian saat aku bisa melihat orang yang aku kenal, orang yang pernah aku duduk bersamanya, orang yang pernah bertukar pikiran dengannya, orang yang dengannya aku banyak belajar tentang ide-ide menulis, orang yang selama ini rela berbagi inspirasi dengan saya. Dan kini ia telah menemukan pencarian jati dirinya bersama Tuhan yang selama ini menjadi penolong tunggalnya.

Aku bahagia saat dia bisa mewujudkan apa yang dulu pernah ia bisikan di telinga saya ketika henak tidur, bangun tidur dan sesampainya pulang dari kampus tempat ia mencari pendakian jati diri bersama Tuhan. Dan akhirnya aku bisa merasakan jerih payahnya saat ini dengan suksesnya sahabat saya Azhar Nurun Ala menerbitkan buku pertamanya yang berjudul JA(T)UH dan keduanya TUHAN MAHA ROMANTIS (TMR) serta buku ketiganya #SWA .

Sore ini saya ingin berbagi sebuah lirik lagu TUHAN MAHA ROMANTIS yang diambil dari novel kedua Azhar Nurun Ala
Oh iya... kalo ada ketikan yang salah atau kurang tolong kasih tau saya yah... nanti saya edit lagi hehehe :D cekidot !



TUHAN MAHA ROMANTIS
singer : henoviqbal

ku bicara pada udara yang tak pernah pahami rasa
rindu setengah mati mendera hati

ku bicara pada bulan purnama

yang tak pernah selalu ada
seperti dirimu, yang jauh dariku

kini semua tlah usai
jarak telah luruh

rindu telah kita sulap

menjadi temu
Tuhan-lah yang Maha Romantis
tuliskan kisah fantastis

pertemukan kita, lalu bersemilah cinta

Tuhan-lah yang Maha Romantis
tuliskan kisah fantastis
menyatukan gambar kita, dalam bingkai yang apa adanya

ku bicara pada bulan purnama

yang tak pernah selalu ada

seperti dirimu, yang jauh dariku

kini semua tlah usai
jarak telah luruh

rindu telah kita sulap

menjadi temu
Tuhan-lah yang Maha Romantis
tuliskan kisah fantastis

pertemukan kita, lalu bersemilah cinta

Tuhan-lah yang Maha Romantis
tuliskan kisah fantastis
menyatukan gambar kita, dalam bingkai yang apa adanya

ketika ekspresi rindu adalah do’a
semua cinta adalah jalan surga

Tuhan-lah yang Maha Romantis
tuliskan kisah fantastis

pertemukan kita, lalu bersemilah cinta

Tuhan-lah yang Maha Romantis
tuliskan kisah fantastis
menyatukan gambar kita, dalam bingkai yang apa adanya

ketika ekspresi rindu adalah do’a
tak ada cinta yang tak mulia

ketika ekspresi rindu adalah do’a

semua cinta adalah jalan surga

>

AKU



AKU
(Sebuah kontemplasi untuk manusia bernama Aku)

Siapa Aku? tanyakan saja pada dirimu ! tak usah orang lain menebak-nebak tentang siapa dirimu karena pasti mereka tak tau tentang dirimu. sudah kau bertanya pada diri sendiri? jika belum tanyakan segera sebelum ada orang lain dengan lancang menebak-nebak akan dirimu lalu kau tak suka itu. 

Dari mana Aku? hay... Kau macam manusia tak bertuhan saja ! Ingat umurmu sudah tak lagi muda bung, jangan lagi kau sibukkan dengan pertanyaan itu lagi. Mungkin kau lupa membaca asal muasal bapakmu 'Adam' dan ibumu 'Hawa'. Kau pikir mereka mampu mewujudkan diri mereka tanpa ada dzat yang Maha segala-galanya? sudahlah, lebih baik kau baca cerita asal muasal kehidupan bapak dan ibumu sebelum nanti pikiranmu menjelma tuhan lalu kau dibuat sesat oleh pertanyaan filsafatmu sendiri.

Hendak kemana Aku? Kau macam manusia tak beragama saja ! masih saja kau bertanya hendak kemana dirimu. Mungkin kau lupa membuka lembaran-lembaran suci di sana ada sebuah peta perjalanan yang bisa menunjuki arah kemana kau akan pergi. Sudah sana buka lembaran-lembaran suci itu sebelum ada makhluk asing memegang tanganmu lalu memutar arah balik tujuan hidupmu.

>

"AKU RINDU ABAH"

by. Edie
Kerinduan kini kembali, kembali ingin mengenangmu, kembali ingin mengingat-ingat raut wajahmu, kembali ingin aku bernostalgia bersamamu kembali ke masa lalu kita, kembali ingin sekali bertukar kabar soal kita, Abah. Begitulah aku dulu memanggil sosok laki-laki yang tegar dengan segala carut marut kehidupan masa lalu. Sosok yang kesabarannya tak bisa ku ikuti saat aku jatuh dan menyerah pada kejamnya dunia. Sosok laki-laki miskin papa namun kami dibuatnya penuh ceria dan bahagia. Sosok yang dulu akrab memegang tanganku setiap pagi untuk mengantarku pergi ke sekolah. Sosok yang selalu dingin, mampu menyembunyikan kesulitan hidup lalu mencoba tersenyum pada kami. Abah aku merindukanmu.

***
Bah, entah sudah berapa kali ramadhan kita lewatkan, berapa kali pula iedul fitri kita lewatkan tanpa ada lagi sebuah kebersamaan. Bah, aku merindukanmu di sini, aku yakin Abah juga merindukanku pastinya. Tapi aku tak pernah tau cara Abah merindukanku, biarlah itu bukan masalah buatku, yang terpenting Abah baik-baik saja di sana. Mungkin Abah ingin tau bagaimana cara aku merindukan Abah, baiklah biarkan aku bertutur, semoga Abah mendengarnya di sana.
Bah, sebelumnya terimakasih sudah menyekolahkanku dan sekaligus membiayaku. Mulai dari seragam merah putih, seragam pramuka, buku tulis dan pensilnya. Untuk tas, tak mengapa Bah aku rela dulu hanya beranselkan plastik hitam tebal tanpa ada merk tertulis apapun di sana, lalu setiap hari ku penuhi kantong plastik tasku buku-buku tulis dan pelajaran yang terkadang menjadikannya beban dan bahkan setiap minggu aku harus ganti tas kresek hitamku dengan yang baru. Sungguh keren kan bah, disaat anak-anak yang lain masih menggendong tas lamanya aku setiap pekan sudah menjelma menjadi baru seutuhnya. Jangan menangis bah, ini bukan salah abah kok yang tidak bisa membelikan tas baru, aku tau bah, kesulitan  hidup saat itu menyelimuti keluarga kita. Sehingga uang abah tak cukup untuk membelikan tas baru dihari pertama aku duduk di sebuah bangku dasar untuk belajar menulis, membaca, bercerita dan menghitung angka-angka logika. Sekali lagi aku ucapkan terimakasih sebesar-besarnya untuk semua cinta, kasih sayang dan pengorbanan buat keluargamu, tak terkecuali aku. Dan aku telah memahami itu semua.

 ***
Bah, aku merindukanmu di sini, oh iya aku tadi janji ingin bercerita bagaimana caraku merindukanmu yang sudah tak hadir lagi di alam yang kini aku masih bernafas di sana. Bah, tau tidak, aku sekarang sudah bisa menulis, membaca , bercerita dan menghitung angka-angka logika yang dulu sekali aku pelajari dan kini aku memahaminya, itu pun tak lepas dari jerih payah Abah yang siap memutar posisi kaki di kepala dan kepala di   kaki. Bah, banyak cara bagaimana aku mengekspresikan kerinduanku padamu. Misalnya aku banyak berdo'a untuk Abah semoga sayap-sayap rahmat-Nya selalu menyelimutimu dari kengerian alam yang belum pernah sama sekali kau hidup bersamanya. Dari kegelapan yang setiap saat memberi rasa khawatir dan kengerian . Dari kesempitan yang kapan saja bisa menghimpit jasad Abah yang sudah lemah dan rapuh. Dari panasnya keadaan yang memang tiak ada ventilasi udara di sana. Dari pertanyaan-pertanyaan dua sosok yang aku dan Abah belum pernah melihat sebelumnya di dunia. Selain do'a, aku juga berusaha untuk menjadi anak yang baik, bisa memberi manfaat pada sesama sehingga menghasilkan kebajikan dan itu semua aku berikan untukmu bah. Bah, ada satu cara bagaimana aku merindukanmu yaitu dengan menulis, yah menulis sudah menjadi bagian ruh kehidupanku selama ini bah. Inilah hasil jerih payah Abah yang sudah 'memaksaku' untuk belajar menulis abjad dari A-Z ketika malam tiba, bersama kaka yang selalu setia mendampingi.
Bah, kini aku banyak menulis tentang Abah di catatan lembar-lembar putih bersih lalu kemudian berubah menjadi lautan tinta berisi kata-kata mutiara. Bah, hanya inilah caraku merindukanmu dari alam yang jauh dan mustahil Abah bisa menjamahnya. Bah, hanya menulislah caraku bercerita dan mengulang kembali cerita masa lalu di antara aku dan Abah. Bah, hanya dengan menulislah aku bisa bertukar kabar dengan abah, seolah kita sedang asik duduk di sebuah kursi panjang lalu berdialog mesra dengan bahasa lisan dan tubuh kita. Bah, hanya dengan menulislah aku seolah bisa merasakan apa yang sedang Abah rasakan di sana. Bah, dengan menulis pulalah yang menjadi pelipur laraku di saat aku jatuh sakit dan disaat yang sama aku membayangkan raut wajahmu sambil tersenyum memandangi wajahku, lalu seolah Abah berbisik kepadaku "Semoga cepat sembuh ya nak...". 

"Bah, taukah engkau kenapa anakmu hanya bisa menulis disaat dia merindukanmu? karena tidak ada satu potopun tentang  Abah  yang bisa kunikmati, ku kenang dan kupandangi saat aku jatuh rindu padamu"

>

KAMU KAH ITU ? "Sebuah peperangan batin"


Pagi ini aku bangun dengan sebuah kegalauan. Bermula dari sebuah mimpi semalam yang berakhir menyakitkan. Aku adalah orang yang tak percaya akan sekenario sebuah cerita dalam mimpi, yang hanya berawal dari sebuah utopis belaka tak bermakna saat aku berpijak di alam nyata. Mimipi adalah racun tidur buatku, bukan sebuah bunga harum yang menghiasi tidurku. Sejak kapan sebuah mimpi merubah sekenario hidupku di alam nyata yang sudah ditata serapih mungkin oleh sang Maha penata sekenario abadi, tuhan berkuasa atas hidupku dan hidup orang-orang yang mengaku hidup padahal hakikatnya dia mati, karena tak ada kebaikan dalam hidupnya.

Lagi-lagi kamu yang datang menyambangi tidurku malam tadi, sudah Aku katakan Aku bosan dan muak sama kamu, jauh-jauh dan jangan pernah lagi berusaha hadir dalam tidurku. Sudah kesekian kalinya aku membencimu bahkan dengan sumpah serapah tapi kamu belum juga paham maksudku. Atau jangan-jangan kamu masih kangen dan rindu padaku sehingga diam-diam kamu menyusup lewat celah-celah tidurku, ah... kepedean ! 

Aku pernah bilang sama kamu, kalau aku bukan type orang yang percaya sama dukun, zodiak bahkan mimpi     ! sekalipun isinya cuma kamu, tetap saja aku tak percaya, aku takut mereka mengotori kesucian imanku. Tapi pagi ini aku mulai bertanya-tanya, akankah ada makna atau arti yang tersimpan dalam mimpiku tentangmu malam tadi? atau hanya otak bulusku saja yang diam-diam menggerogoti keheningan malamku. Yang jelas aku masih tetap pada prinsipku, aku tak percaya akan cerita mimpi yang dibungkus sebuah kegaiban palsu belaka. "Tapi orang-orang dulu bermimpi dan percaya akan mimpinya", itu bukan mimpi tapi wahyu dari tuhan. Dan kamu bukan wahyu atau pun bunga tidur melainkan sebuah siluet yang membuatku tak berhenti bertanya-tanya tentangmu.

Tulisan ini untuk wanita bidadari tanpa sayap yang jauh di sana, yang karenanya aku selalu bertanya-tanya, "Akankah kamu yang menjadi bidadari dunia dan akhiratku? atau hanya permainan cinta di alam mimpi yang hanya didasari utopis belaka tak ada makna".

>

SI KAYA YANG MENGINSPIRASI SAYA


Tulisan ini saya terinspirasi dari seorang teman yang dengannya saya akrab sampai detik ini, saya mengenalnya sejak dua tahun silam antara tahun 2012 an. Jujur saya kagum dengan kepribadiannya, kagum dengan cara bicaranya. Kalau saya mau gambarkan dia itu anak orang kaya profesi ayah dan ibunya adalah seorang dokter keduanya, logis jika kita katakan "Orang kaya bisa membeli apa yang dia mau, bisa tinggal di rumah mewah mana saja dan bisa makan mewah apa saja yang ada di dunia ini" mungkin sederhananya seperti itu analogi anak orang kaya. Secara umumnya saya melihat anak orang kaya itu rada menyebalkan meski tidak semua, kemana-mana pakaiannya serba keren, mahal dan ngikutin style yang sedang trendi di jaman sekarang. Kalo bepergian minimal dia naik kendaraan entah motor, mobil yang jelas ga mau jalan kaki aliyas ngetug kalo kemana-kemana. Style rambut style anak muda yang lagi trendi atau ngikutin idola kecintaan dia dan tidak sulit bagi anak orang kaya tinggal pergi ke tempat salon, selesai urusan. Sepatu, jarang banget anak orang kaya pake sepatu yang biasa saya pakai dulu yang merknya NB itu loh, paling banter harga sepatu anak orang kaya berkisar di angka 300 ribuan paling mahal sejuta keatas, kalo saya paling mikir-mikir dulu mau beli sepatu seharga segitu "Mau jajan apa lo besok? Mau makan apa lo besok ? kalo untuk Mahasiswa". 
Untuk handphon, minimal anak orang kaya pegangannya Blackberry atau IPHON 5 pokoknya Hp yang harganya selangit yang kapan saja dia bisa ganti kalo ada Hp launching baru lagi. Saya aja sampai sekarang Hp masih Sony ericsson type jadul mau ganti Anrdroid kudu rela ga makan, dan harus nabung berbulan. 

Itu gambaran saya tentang anak rang kaya selama ini, dan saya yakin masih banyak kriteria yang belum saya tulis di sini boleh nanti pembaca tambahkan di kolom komentar.
Sebut saja namanya Solah, dia anak orang kaya (menurut kaca mata hidup saya), ibu dan ayahnya berprofesi sebagai dokter dan anggota DPR (bayangin gaji seorang dokter dan DPR), dia tinggal di salah satu komplek atau perumahan ternama di daerah bogor, Alhamdulillah saya pernah di ajak maen ke kediamannya. Sepintas saya mengira dia itu seperti gambaran saya di atas, tapi ternyata kriteria di atas melenceng dan tiak berlaku buat teman saya yang satu ini, Solah. 
Kalo tidak salah dia anak ke-2 dari 7 bersaudara, artinya dia punya kakak dan banyak adik. Umumnya anak orang kaya sekolahnya di sekolah elit waktu SMAnya, tapi Solah dia itu anak pesantren loh, pinter ngaji dan pandai bahasa arab juga loh plus guanteng kaya sakuteng belum mateng 'perfect boy'. Kebetulan saya satu kampus dan satu kelas sama dia plus satu tempat duduk di kelas, makannya saya tau banget soal dia. Anaknya efisien waktu banget, disiplin dan pengertian, dia kalo di kelas suka baca qur'an kalo dosen belum datang, btw hafalan dia lebih banyak dari saya :(. Enak di ajak ngobrol dan suka ngelawak. 
Bicara kampus atau tempat kuliahan, siap-siap terkaget-kaget yah, jangan kedip tuh mata selama baca tulisan saya ini. lets read ! 
Solah terlahir dan hidup dalam serba kecukupan, rasanya tak ada yg kuran suatu apapun dalam hal materi. Selepas SMA di pesantren bogor, dia enggan berkuliah (ini pengakuan dia saat saya berbincang-bincang langsung sama dia), dia tidak tertarik dengan dunia perkuliahan, dia tidak tertarik dengan dunia kampus yang glamour seperti di layar-layar kaca, semangat untuk kuliahnya pupus saat dia mulai mencintai harga diri dan kesucian dirinya sebagai orang muslim, dia terlanjur falling in love terhadap ajaran agamanya, dia lebih senang dengan nilai-nilai agama yang di tanamkan guru-guru spiritualnya, sang murabbi saya menyebutnya. Jauh terasa saya membayangkan bagai jauhnya panggang dari apinya. Tahun 2012 ajaran baru akademik di buka, saya dan kawan saya ikut mendaftarkan diri untuk mencoba keberuntungan blajar di salah satu kampus yang bisa di katakan kampus terpencil, terkecil dan tidak banyak orang tau, ironisnya kampus itu berada di pinggiran ibu kota yang semakin ramai saja. 

****************************
Alhamdulillah saya dan kawan sayapun di terima di kampus yang basicnya adalah berlandaskan dakwah, tentunya dakwah yang komprehensip tidak setengah-tengah. Kampus yang lulusannya terlahir sebagai seorang da'i yang bisa hidup dan bisa menghidupi orang lain, seorang da'i yang pintar politik, pintar agama, pintar ilmu sosial dan pintar berbisnis dan ini saya dapatkan di kampus bernama An-Nuaimy. Singkat cerita, sayapun menikuti ajaran baru di kampus tersebut, dan sayang kawan saya tidak bisa bergabung dengan saya karena dia di terima di Universitas Islam Madinah (UIM). Semester demi semester saya jalani dengan segala keterbatasan saya sebagai anak perantau yang memilki prinsip hidup "Dimanapun saya tinggal itu adalah rumah saya dan saya harus bisa mandiri". 
Akhirnya Allah mempertemukan saya dengan Solah, seorang yang menjadi inspirasi buat saya ketika saya kalah dalam pertarungan dunia. Awalnya saya suka melihat dia di kampus, tapi saya belum tau namanya dan kepribadian dia secara utuh, dan saat itulah Allah izinkan saya berteman dengannya. 
Kampus kami hanya sebidang tanah kecil di pinggiran ibu kota, kampus kami tidak luas hanya saja tinggi menjulang karena memiliki 4 lantai, bentuknya seperti kubus segi empat jika di lihat dari atas dan hanya memiliki 1 tempat olah raga baminton yang terletak di tengah-tengah antara kelas dan kantor dosen, ruang aula dan asrama mahasiswa, yah kami tinggal di asrama kampus, dan 1 lapangan bola, tidak jelas juga entah lapangan futsal atau lapangan boal besar, karena lpangan tersebut hanya beralaskan aspal kasar dan juga itu tempat parkir para mobil dan motor dosen. Jadi kalo ingin maen bola, kami harus rela menunggu kendaraan dosen sampai semuanya pergi dan baru bisa dipakai untuk main bola, ironiskan tapi tetap mensyukuri, kenapa? karena kampus kami gartis tis tis hanya di bebankan uang makan yang setiap bulan mahasiswa harus iuran 450.000 rupiah, ini juga yang membuat saya bersyukur dan kembali tersmotivasi dari sosok Solah si anak orang kaya yang relakuliah di kampus mungil yang tak sebrapa jumlah mahasiswanya, yang rela tidur bareng saya dan teman-teman di kamar asrama padahal bisa saja dia pualng ke rumahnya setiap hari, entah dia bawa motor atau bawa mobil dia sendiri. Sekali lagi saya terkejut dan merenung dengan sosok Solah ini. 
*********************
Solah memiliki adik laki-laki yang sekarang dia kuliah di fakultas kedokteran, sebelumnya kakak perempuannya juga kuliah di Politeknik Negeri Jakarta, atau adiknya adik Solah yang sekarang sekolah plus pesantren modern yang cukup populer di daerah kuningan jawa barat, namanya pesantren khusnul. Lihat betapa beruntungnya mereka kakak dan adiknya Solah menikmati masa-masa belajarnya di univrsitas-universitas terkemuka di ibu kota, sedangkan Solah, tidak. Dia memilih kuliah di kampus yang belum jelas statusnya, terakreditasi saja belum bahkan untuk masalah skripsi saja saya dan Solah masih bingung buatnya, pasalnya kampus kami masih menginduk ke kampus lain. 
Solah si anak kaya yang penuh sederhana, dia rela membaktikan jiwanya untuk agamanya, dia ingin menjadi pribadi da'i yang bisa merubah masyarkat menjadi msyarakat tarbiyyah islamiyah. Begitu kagum saya saat mendengar motto hidupnya ketika berbincang-bincang santai di kelas. 
Pernah suautu hari, hari sabtu sore saya berencana maen ke rumah Solah, pakaiannya sederhana saat dia pergi kemana-mana, hanya bercelana training plus baju bola Barcelona kesayangannya ditambah topi hitam khas yang selalu dipakainya kemana-mana. Kami pun berangkat menaiki angkot mikrolet menuju slipi rencana kami akan naik busway dari slipi ke bogor tapi bukan busway yang biasa di DKI, busway khusus angkutan ke Bogor kalo tidak salah namanya BPJB, sejenis busway. Harga tiketnya pun 12.000 rupiah berbeda dengan tiket busway pada umumnya, karena BPJB ini khusus ankutan Bogor-Jakarta. 
Sepanjang jalan menuju Slipi kami hanya ngobrol ringan, macam-macam topiknya, masalah agama, masalah Gaza dan Palestina sampai masalah tugas kampus yang belum kelar di kerjakan. 
"Kiri bang" Solah meminta sopir berhenti.
"Berapa lah ongkosnya?" tanyaku.
"6000, udah biar ane aja yang bayar" jawabnya.
"Syukran yeh..." sahutku bahagia di bayarin :)
Kami pun naik BPJB malam itu, jalanan begitu ramai, di tambah pendar-pendar lampu jalanan dan kendaraan semakin menambah exsotisme perjalanan malam itu ke Bogor. Kami pun terpaksa berdiri karena tak dapat kursi duduk, semuanya terisi. Aku pun berdiri di tiang dekat pintu sambil melihat keramaian sepanjang jalanan malam. Mataku berputar meliaht setiap penumpang malam itu, saat semua orang di dalam busway BPJB sibuk, ada yang nge-game, chating facebook, ngetwit status di twitter, ada juga yang sibuk browsing cari-cari informasi dengan smartphon masing-masing, "Inilah dunia, manusia hidup dalam kegelamoran patamorgana yang fana" bisikku alam hati, ku lihat sahabatku Solah telah asik dengan kantuknya, dia duduk di bibir pintu busway sambil menekuk palanya pada kedua lututnya, perlahan aku perhatikan dan bertanya pada diriku sendiri, "Astaghfirullah, tuhan ampunilah saya, slama ini saya sombong dengan apa yang saya punya, padahal itu semata-mata pemebrianMu, lihat temanku tuhan, dia anak orang kaya, tapi derajat kekayaannya tidak membuatnya angkuh dan sombong, dia sederhana tidak ku lihat sesuatu yang mencirikan dia anak orang kaya yang ayah-ibunya seorang dokter dan anggota DPR, tidakkah orang di dalam busway ini tak mengenalinya? tidak tau kalo dia anak seorang dokter dan anak seorang DPR? butakah manusia atau memang tidak tau karena kesedehanaannya menutupi status sebenarnya" hatiku mngoceh tak karuan, memuji tuhan dan sekaligus memohon ampunanya. Busway BPJB kami pun menderung menarungi perjalanan malam itu, bremmmmmmm.

**********************
Kami pun sampai di bibir jalan tempat dimana kami akan turun, komplek rumah Solah tidak jauh dari tempat kami turun, jadi kami menyusuri jalan malam itu sambil ngobrol mengisi kesepian. Ku lihat pos ronda di depan tapi entah tak kulihat satpam yang berjaga malam itu, kami pun terus berjalan. Sesampainya di tengah
perjalanan kami mampir dulu di Alfamart samping jalan, Solah dan aku membeli beberapa makanan ringan, cemilan dan Pop mie untuk kami santap sesampainya di rumah Solah, lagi-lagi semua belanjaan di bayarin lagi oleh Solah, tak henti-hentinya aku memuji tuhan yang tengah berbaik hati kepadaku malam itu. 
"Masih jauh lah rumah ente?" 
"Kagak bentar lagi, belok depan nyampe dech" terangnya. 
Benar saja hanya belok ke kanan, dan sampailah kami di rumah Solah. 
Aku pun sejenak berdiri di depan gerbang rumahnya, melihat keadaan rumahnya dari bawah sampai atas, lampu depan sedikit temaram dan sepi tak ada orang rumah, hanya terparkir mobil berwarna hitam Avanza. 
Solah yang sejak tai sibuk pencet bell dan salam, akan tetapi tidak ada tanda-tanda pintu akan dibuka. Ku lihat jam di Hp-ku, ternyata sudah jam satu malam, 
"Udah tidur kali lah, ini udah jam berapa coba, jam satu nih liat" aku pun mencoba memperlihatkan jam di Hp-ku. Solah pun terus mencoba membangunkan orang rumah tapi tak ada reaksi sama sekali, akhirnya dia mengambil Hp di sakunya, dan menelpon ibunya tapi tak di angkat juga. Solah pun mencek BBMnya, ternyata dia menapat BBM dari keluarganya, bahwa Abi dan Ibunya sedang pergi keluar kota ada acara, ibunya hanya menitipkan kunci dekat rak sepatu samping pintu.
"Hemm... orang rumah pergi semua, untung ada kunci" katanya. Kami pun segera membuka pintu dan masuk. 
"Kalo mau makan, dapur di sana. Kamar mandi itu", kata Solah tangannya sambil menunjuk arah. 
"Kamar ente dimana?" tanyaku.
 "Lantai tiga, yuk naik sekalian istirahat, apa mau maen PES dulu?" ajaknya.
"Ada PES lah di kamar ente? wah boleh dah maen dulu kita" seruku.

**********************
Malam itu pun sangat seru, pasalnya aku kalah terus maen PES sama dia, bahkan sampai 8-0 skornya.
"Aduh... sue, kalah terus ane, ini PES 2 sih ane kagak bisa maen PES 2" alasanku ngeles.
"Oh... gitu, ane juga kagak bisa maen, ini lagi beruntung aja" dia pun merendah.
Jam dinding pun menunjukan hampir jam tiga malam, rasa kantukpun atang menyerang kami. 
"Duh... ngantuk nih, istirahat dulu yuk tar subuh kesiangan lagi" kataku.
"Yaudah, matiin aja PESnya tar pagi maen lagi, siap-siap dibantai !" katanya meledekku.
Malam yang seru dan melelahkan itu pun berakhir di atas ranjang empuk plus slimut tebal dan AC yang sejuk. Zzzzzzzzzz.....
Pagi menyambut kami. Dan kami masih tertidur nyenyak, ku ambil Hp tak jauh dari tempat tidurku, ku lihat jam setengah enam. Kami pun bangun dan langsung berwudhu dan shalat subuh berjamaah di kamar. Ayah Solah pun datang dengan membawa nasi uduk, aku pun bersalaman sambil menebar senyum akrab. 

*********************
Tak terasa waktu sudah sore, rencana saya akan pulang ke Jakarta malam itu ba'da shalat maghrib. 
"Lah ane balik abis shalat maghrib aja, biar ga kemaleman di jalan" 
"Yaudah kita shalat dulu aja, tar ane anterin pake mobil sampe terminal" 
Kami pun shalat mahrib berjama'ah.
Sebelum pulang aku pun merapihkan kamar. Seketika aku ingat pesan teman saya dari kamboja yang ada di kampus, pintanya jangan lupa bawain mangga. kebtulan di beranda rumah Solah terapat pohon mangga yang sudah berbuah. 
"Lah... si Basri mesn mangga tuh, bawain ga ya?" kataku.
"Yaudah kita ambilin aja, bawain kasian tar nanyain lagi" sahutnya. Mangga pun berhasil kami ambil dan aku memasukannya ke dalam tas. Aku pun bersiap-siap cabut pulang ke Jakarta, sedangkan Solah sibuk memarkir mobil Avanzanya untuk mengantarkan aku ke perimpangan jalan BPJB.
"Yuk naik," pintanya.
"Wah enak ya udah bisa nyetir mobil, sejak kapan ente bisa bawa mobil?" tanyaku kagum.
"Waktu SMP ane udah di ajarin sama ortu, makannya bisa bawa mobil dech."
"Wah.. kapan2 ajarin ane ya, biar bisa juga hehehe" rayuku.
"Tenang aja, tar juga ada waktunya ente bisa bawa mobil", tuturnya.
"Lah ngkosnya berapa kesana?" 
"Nih... duit pegang, cukup tuh lima puluh ribu buat ongkos kesana, sisanya ambil aja buat ente" sudah kesekian kalinya aku melihat kebaikannya padaku, dan kesekian pula aku memuji tuhan yang Maha baik. Sungguh baik dan dermawan sahabatku ini, aku pun bersyukur di pertmukan orang seperti dia. 
Banyak orang yang kita kenal dalam hidup ini, tapi betapa sedikitnya orang yang memiliki kebaikan hati dan sifat dermawan. Aku hanya berdo'a untuk sahabatku ini, semoga Allah membalas kebaikannya, serta mengabulkan segala cita-citanya. Aamiin....
 

>

Sebuah Jawaban Tertunda


Sungguh sulit cinta diartikan, dimaknai atau diterjemahkan. Seribu bahasa dan kosa kata yang ada didunia ini pun rasanya tak sanggup memaknai cinta yang sebenarnya. Itulah cinta, sebuah kata yang menyimpan ribuan misteri dan makna. Ketakutan itulah yang membuatku tak siap menjawab pertanyaanmu kala waktu itu, "Apa arti cinta menurutmu dan arti aku dimata cintamu ?" kitapun saling bertatapan mata satu dengan lainnya seolah memberi isyarat akan ketidak mampuan bahasa lisanku untuk mendeskripsikan cinta. Aku pun hanya berbisik dalam hati, "Cinta itu adalah Aku dan Kamu", lagi-lagi mulut ini bisu dan kelu takut ingin mengucapkan karena masih ada rasa keraguan di sana. Lagi-lagi aku hanya berbisik diam dalam hati "Cinta itu isyarat" isyarat yang menunjukan bahwa Aku dan Kamu sama-sama berhak memiliki atas cinta, namun lagi-lagi aku kalah tak berani katakan itu semua saat Aku dan Kamu masih saling bertatap mata, kala itu.

Sekian lama aku menggali makna cinta, satu persatu arti cinta bermunculan di kepalaku yang tak habis pikir kenapa berani mengartikan cinta, tidakkah merasa takut akan menyalahi para ahli dan pujangga cinta? aku hanya melengos dan kini aku ingin memberi jawaban atas pertanyaanmu kala itu, karena kamu tak lagi di sisiku untuk selamanya, mungkinkah.

Cinta adalah isyarat, isyarat bahwa Aku dan Kamu sama-sama berhak memiliki atas cinta atau tidak sama sekali, dan ini terbukti. Cinta adalah jarak, jarak antara Aku dan Kamu yang akan menghasilkan halusinasi rindu atau tidak sama sekali. Cinta adalah menjaga, menjaga prasaanmu, menjaga prasaanku dan kita sama-sama menjaga, atau tidak sama sekali. CInta adalah kesiapan, kesiapan hati kita untuk sakit saat aku dan kamu tak lagi menjaga komitmen, kesiapan untuk merawat cinta yang perlahan tumbuh dan bersemi degan keadaan, atau tidak sama sekali. 
Cinta itu perpisahan, sebuah keniscayaan jika kita bisa dipertemukan kenapa mustahil untuk kita dipisahkan. Dan cinta yang hakiki adalah cintamu pada tuhanmu yang rela telah berbagi cinta pada hati-hati hambaNya.

>

MUSA HAFIDZ FROM INDONESIA

Musa bin Hanafi saat mengikuti musabaqoh hifdzil qur'an di Jeddah Saudi Arabia
gambar : dakwatuna.com

Mataku perlahan berkaca-kaca dan tak lama air bening luber mengalir diantara pipiku, hatipun ikut merasakan getaran yang hebat saat semua mata, hati dan pikiran ini fokus menyaksikan penampilan Musa  bin Hanafi saat mengikuti musabaqoh qur'an di arab saudi belum lama ini. Musa yang berusia 6 tahun mendapat undangan khusus langsung dari Syekh Abdullah bin Ali Bashfar selaku direktur Ma'had Tahfidz Dunia yang berpusat di Saudi Arabia, undangan khusus tersebut tertanggal 3-7 Ramahan 1435 H atau bertepatan 1-5 Juli 2014 M.
"Subhanallah.... Maha suci Allah" hanya ungkapan pujian kepada Allah yang bisa aku ucapkan setelah melihat penampilan Musa bin Hanafi dari Bangka. Meski saya atau antum belum atau bukan penghafal qur'an setidaknya ini menjadi motivasi untuk kita semua agar nanti saat kita memiliki anak kita bisa mewujudkan Musa-musa lainnya di keluarga kita. Amiin...
Sekaligus semoga orang tua khususnya ibu-ibu indonesia bisa mengambil pelajaran dan hikmah atas penampilan Musa di acara Hafidz Indonesia yang disiarkan khusus oleh RCTI. Karena madrasah terbaik untuk anak-anak adalah ibunya sendiri, ibu bukan hanya berperan sebagai ibu rumah tangga saja tapi melainkan bagaimana peran ibu menghadirkan anugerah Allah terbesar yakni al-qur'an terhadap anak-anaknya, agar kelak anak tersebut bisa memberikan kebaikan kepada ibunya baik di dunia maupun kelak di akhirat.
Berikut Video saat Musa bin Hanafi mengikuti musabaqoh tahfidz qur'an di Jeddah Saudi Arabia.



>
Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Blogger templates