TERUNTUK KAMU DAN WAKTU; by. RAMADHAN


Hidup memang begitu romantis. Seromantis aku dan kamu, siapapun itu. Namun keromantisan takan selamanya utuh, ada jeda dan waktu yang perlahan memupus lalu hilang dan berganti. Justru jeda dan waktu itulah yang akan kembali mempertemukan kita pada sebuah keromantisan. 
Keromantisan bukan sebuah kata yang berdiri sendiri namun ada kata lain yang membuatnya indah tegak kokoh berdiri, itulah kecocokan. Kecocokan yang terkadang memaksa kita harus menerima dan rela pada salah satunya saat hati belum bisa menerima takdirnya.  Romantis adalah saling mengisi dan melengkapi saat yang satu jatuh maka yang satunya harus menyangga. Saat yang satu datang maka yang lain pergi. Saat yang satu terluka maka yang lain harus bisa mengurai lara. Saat yang satu hadir kedalam dunia maka yang lain harus pergi dari dunia. Saat yang satu tertawan maka yang lain harus membebaskannya, itulah keharmonisan. Sebuah kata benda yang tidak mampu berdiri sendiri, karena hakiaktnya mereka saling melengkapi.

Saat yang lain datang dengan segala kebesarannya. Saat yang lain datang dengan segala gemerlap dunianya. Saat yang lain datang dengan segala suka cita dan tawanya. Saat yang lain datang dengan segala kesuksesannya. Dan saat yang lain bergembira dengan kedatangan iedul fitrinya, maka jiwa-jiwa yang hampa. Yang merindu. Yang kering. Yang bergelimang dosa. Yang hatinya dipenuhi oleh kecintaan pada rabbnya, kini mereka sedang menangis, berduka karena kepergian bulan ramadhan, sang pahlawan yang mampu membebaskan manusia dari jeruji kesalahan. Sang pendekar yang mampu menjaga manusia dari hawa nafsunya. Sang utusan tuhan yang mampu mentarbiyah kebejatan hawa nafsu manusia. 

Teruntuk waktu; 
by. Ramadhan

"Wahai waktu pengaruhmu menjadi amat berarti diantara aku dan hamba-hamaba Allah yang hatinya diliputi keimanan dan ketaatan pada rabbnya. Pengaruhmu menjadi amat berarti diantara aku dan hamba-hamba Allah yang selalu diliputi rasa rindu akan perjumpaan. Pengaruhmu menjadi amat berarti diantara aku dan hamba-hamba Allah yang tak pernah putus asa memohon kebaikan dari sisi tuhannya. Maka aku memohon padamu wahai waktu, pertemukanlah aku dengan mereka. Jumpahkanlah kembali aku dengan mereka. Satukanlah kembali aku dengan mereka. Romantiskanlah kembali perjumpaan kami di lain waktu, setelah aku pergi untuk waktu yang cukup lama. Aku yakin kepergianku dari sisi mereka akan menambah bumbu rindu di hati mereka yang senantiasa menanti hari perjumpaan denganku. Namun aku tak pernah tau, apakah di saat aku datang mereka masih di sana? atau mereka sudah pergi beranjak dari tempatnya. Wahai waktu terimakasih atas kesempatanmu menabur keromantisan diantara aku dan mereka yang mu'min kepada tuhannya. Sampaikan pada mereka bahwa aku akan selalu merindukan perjumpaan bersama mereka"

"Selamat tinggal aku akan pergi untuk waktu yang cukup lama, relakanlah, ikhlaskanlah insyaallah Tuhanmu telah merancang kembali sekenario perjumpaan kita di masa-masa mendatang yang lebih romantis lagi. Belajarlah untuk merelakan sebuah kepergian yang sebenarnya kau enggan melepasnya atau takut karenanya"




>

Leave a Reply


Terimakasih sudah berkunjung :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Blogger templates