NOTES FROM MAKASSAR "Saingannya NOTES FROM QATAR -Muhammad Assad"


Untuk sahabat baikku Ahmad Solahuddin Al-Citeurepi di tempat dan umumnya teman-teman 8 graduated An-Nuaimy. Apa kabarmu bung saat senja mulai kembali keperaduannya? (baca: saat tulisan ini dibuat, senja jingga berkilapan di langit Makassar dan aku menikmatinya lewat jendela kamar terbuka), semoga tuhan yang penuh cinta senantiasa bermurah hati padamu sobat. Oh... iya hanya sekedar informasi saja, tulisan ini ku buat adalah bentuk janji ana ke antum yang pernah kluar dari mulut ana. Ana prnah mengatakan sama antum di detik-detik perpisahan sebagai teman yang akan pergi mencari seonggok jati diri untuk perbaikan dimasa depan nanti. Ku harap kau masih ingat itu.

Tak lupa ana manusia biasa yang banyak hutang, salah dan hilaf ingin mengucapkan "Mohon maaf lahir batin sob jika ada salah kata dan laku yang tidak berkenan di hati antum selama kita berteman". Semoga saja pinta dan harapku tulus begitupun maafmu. Sudah satu bulan lebih ana tinggal di Makassar sama rekan-rekan seperjuangan satu atap satu sepenanggungan. Jika kau bertanya tentang kabarku di sini ? alhamdulillah kabarku baik-baik saja sebaik persangkaanmu  pada tuhanmu. 

Dua hari lebaran iedul fitry berlalu, tapi belum ada momen indah yang bisa aku katakan dan ku ceritakan pada antum. Tapi ada sedikit cerita soal serba-serbi lebaran para pemuda di perantauan. Baiklah dengarkan aku bercerita lewat tanganku yang sibuk mengurai kata.

                                                                             ***
Suara azan bergemuruh melewati celah-celah rumah penduduk dan sampailah ke tempat dimana aku tidur pulas bersama teman-teman di sini, menandakan bahwa 1 syawal telah datang beberapa jam yang lalu, sekaligus itu bertanda waktu untuk mengagungkan tuhan kita telah tiba, aku pun shalat subuh. Oh iya sob, waktu di sini lebih cepat satu jam dari waktu dimana antum tinggal sekarang. Mungkin aku yang sudah bangun antum masih tertidur pulas sambil menata serpiahn mimpi-mimpi yang akan terbawa pergi keindahannya di bawa mentari pagi. 
Tepat jam 6 pagi ana dan kawan-kawan beranjak dari tempat kami menuju lapangan besar di sebuah kota Makassar bernama Syekh Yusuf Discoveri yang bisa menampung ribuan manusia pagi itu. Kami hanya berjalan kaki kesana karena tidak trlalu jauh dari tempat kami tinggal. Karena pertimbangan macet dan harus bayar parkir motor pula yang membuat ana dan kawan-kawan mengayun kaki langkah demi langkah. 15 menit kemudian sampailah kami ketempat dimana pesta kemenangan shalat iedul fitry akan dirayakan. Karena ana lupa mmbawa sajadah, terpaksa harus mengurangi jatah sedekah yang sudah ana prsiapkan untuk membeli selebaran koran yang harganya seribu perak. Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. 
Sampailah pada sesi trakhir yaitu khutbah iedul fitry yang di sampaikan oleh da'i kondang sekalgus slebritis di media-media tv, ana yakin antum pun tau orang itu, baiklah ana kasih tau namanya ust. Taufiqurrahman, biar ga penasaran klik here.

                                                                              ***
Selesai. Kami pun kembali ke kandanng lagi. Disambung makan nasi plus kuah mie indomie campur telur hanya itu saja santapan pagi kami di hari raya iedul fitry, karena tidak ada ketupat atau pun lepat sayur yang bisa kami nikmati pagi itu. Derita pemuda di perantauan. Tapi kami mensyukuri. Antum bagaimana?
Sekitar jam 10 an, kami pergi ketempat salah satu guru akhwat yang juga mengajar di sekolah yang ana ajar, namanya ibu Rahmah. Dia masih muda dan belum menikah. Ana tau itu saat sesi perekenalan guru di sebuah rapat bersama para dewan guru. Cantik sih tapi tidak terlalu, namun yang jelas dia anak orang kaya. 
Ana pun ternganga dan tak berhenti memuji tuhan yang kuasa saat ana dan kawan-kawan sampai di kediaman bu Rahmah. Rumahnya besar bertingkat, luas, bersih dan tertata rapih. Dan dipersilahkannya kami masuk lalu digiring ketempat meja makan prasmanan yang disana segala macam makanan ada, sempurna !. Namun sayang ana tidak bisa makan ketupat sayur banyak di sana, karena sudah terlalu kenyang makan di tempat kami yang hanya sekedar nasi plus kuah mie indomie. "Wah... kalo tau begini gua ga makan banyak-banyak tadi, disini ketupat banyak" bisik otak bulus ana sejenak setelah ku siuk kuah ayam bersantan.
Kenyang ! Kamipun pulang dengan prasaan senang. Senang bisa menatap dan bersalaman dengan guru akhwat tersebut hehehe :)

                                                                              ***
Day 2. Jam 2 siang ana dan kawan-kawan pergi ke pantai Losari dan sempat mampir ke Benteng Fort Rotterdam, sebuah musium peninggalan belanda kala.Ana dan kawan-kawan menikmati hari-hari itu sampai pukul setengah 6 sore saat senja berwarna jingga pekat. Saat sang surya kembali keperaduannya. Sungguh indah ciptaan tuhan tentang senja.
Dan usai shalat magrib, kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju seorang ustadz dan juga direktur sekolah kami. Rencananya dia yang akan jemput kami setelah siang itu mendapat undangan langsung dari beliau,. Namun kami katakan biar kami yang kesana, itung-itung perkenalan dengan jalanan kota Makassar. Agar kami kenal kota Makassar dan keindahannya. Kami pun tiba di kediamannya, lalu disambut dengan hidangan ketupat ditambah sayur coto (sebuah nama soto orang makassar), hemmmm sungguh nikmat sampai-sampai ana dan saiful menambah untuk kesekian kalinya sampai ketupat di piringpun habis ludes dan terpaksa tuan rumah harus menghidangkan ketupat tambahan untuk kami. "Tau aja kalo lai laper habis jalan-jalan hehehe :) " .

Dan cerita serba-serbi lebaran pemuda perantauan pun habis sampai di sini. Semoga antum senang membaca tulisan ini, dan semakin mengeratkan tali persaudaraan ukhwah diantar kita semua. Untuk semua teman-teman 8 Graduated An-Nuaimy "yang sejatinya belom lulus" terimakasih atas segala doa-doa dan inspirasi hidupnya.

Salam dari ana dan kawan-kawan di sini, semoga kelak kita dipertemukan kembali pada momen bahagia. 


>

Leave a Reply


Terimakasih sudah berkunjung :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Blogger templates