KEHAMPAAN



Ada keadaan dimana aku harus tertawa. Ada keadaan dimana aku harus menangis. Ada keadaan dimana aku harus berpura-pura tau. Ada keadaan dimana aku harus berpura-pura tidak tau dan ada keadaan dimana aku harus menarik diri dari silaunya dunia, keadaan dimana aku harus kembali tersungkur pada bumi, keadaan dimana aku harus menyepikan diri dari keramaian manusia, keadaan dimana aku harus mencoba menangisi diri sendiri, mencoba membawa diri pada situasi damai, mencoba menutup mata, menutup telinga dan mencoba menawan mulut agar tidak berbicara, itulah kehampaan.

Terkadang aku membenci sebuah kehampaan. Kehampaan jiwa akan rasa. Kehampaan jiwa akan rindu. Kehampaan jiwa akan cinta dan kehampaan jiwa pada tuhannya. Namun kehampaan tak selamanya buruk, terkadang aku butuh akan suasana hampa untuk menetralisir terlalu hiverbola kecintaanku pada seonggok dunia. Menetralisir sifat kerakusan pada diri jiwa. Menetralisir kecongkakan yang ada pada busung dada. Menetralisir sebuah rasa dan rindu berlebihan yang terkadang membuatku tertawan sejuta laku dan kata.

Hampakanlah jiwamu dari kecongkakan dan kesombongan tanpa harus membenci yang sepatutnya kau benci. 
Hampakanlah jiwamu dari kedengkian tanpa harus mendengki orang yang sepatutnya kau dengki.
Hampakanlah jiwamu dari rasa rindu yang tak tersampaikan tanpa harus mencaci orang yang kau rindukan.
Hampakanlah jiwamu dari segala penyakit hati yang membuatmu mati sebelum kau mati pada waktunya.

"Tuhan aku merindu kehampaan jiwa dari yang tidak kau sukai atas jiwa ini"  


>

Leave a Reply


Terimakasih sudah berkunjung :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Blogger templates