AFEKSIKU PERGI

Afeksi ; rasanya tak ada. Rasanya tak pernah aku merasa. Rasanya tiada. Rasanya musnah. Hilang tak berbekas. Aku ingin sekali pergi ke tanah lapang. Aku ingin pergi ke pantai yang beradu ombak, disana ingin sekali aku pekikkan suara hatiku yang setiap detik protes tentang ketidak adilan. Tentang semua kebusukan. Tentang mulut manusia yang selalu menghujamkan duri kedalam gorong-gorong hati manusia.
Afeksi ; hanya sebatas simbol. Bukan kekelan yang tiada berarti. Samarpun tidak. Sungguh ia tak nampak dari sosok manusia itu. Tak tahan, ingin sekali aku masuk ke dalam ruang kedap suara, lalu disana aku pekikkan suara protes "ganyang !" Yang kesekian kalinya.
Afeksi ; suram. Redup. Gelap. Tak bercahaya sama sekali. Pernah aku mencoba menyalakannya, beberapa menit atau beberapa jam ia redup lagi. Aku menangis. Aku sedih. Aku terhenyak. Aku terpukul. Hatiku sembab membiru karenanya.
Afeksi ; seperti memintal benang yang sudah kusut, "percuma kau akan menyesal menghadapinya, kau hanya akan menggerutu."
Aku bingung. Aku linglung. Aku merasa serba salah. Aku tak punya asa.
Afeksi, oh... afeksi, siapa yang tak mengenalmu? Siapa yang tak membutuhkanmu? Siapa yang rela di sekat hidupnya olehmu? Luar biasa aku binasa, hatiku kering krontang karenanya.

Dimanakah kau afeksi ; dimanakah rasa kasih sayang itu?

>

Leave a Reply


Terimakasih sudah berkunjung :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Blogger templates