Kultum Perdana In Makassar


#HappyRamahan
Sedang asik makan malam ba'da magrib di sebuah meja bundar bersama kawan-kawan seperjuangan, terdengar bisik-bisik tetangga dari meja seberang makan.
"Untuk malam ini yang imam akh Sugeng dan yang kultum akh Muhaedi"
"Waduh... ane belum siap, mau bawa materi apa nanti maju!" protesku karena dadakan.
"Materinya bebas aja, karena ini awal ramadhan gampanglah ..." sahut Nuhin.
Sambil melahap makanan di mulut, pikiranku pun mulai liar mencari-cari kata dan materi yang nanti akan aku sampaikan di hadapan para jamaah shalat teraweh.
"Kultumnya pas kapan?" tanyaku.
"Jadi nanti habis shalat isya akan ada moderator kedepan menyampaikan maklumat termasuk yang kultum malam ini, tepatnya ente kultumnya ba'da shalat isya" aku pun hanya menggeleng, karena biasanya kultum itu ba'da teraweh waktu jeda sebelum shalat witir.
Tak terasa acara makan pun selesai.

************************
Azan isya pun berkumandang, dan aku masih membuka halaman demi halaman sebuah buku yang aku beli saat di jakarta berjudul 'Jalan Menuju Syurga'.
"Allahu akbar ! Allahu akbar !"
"Laa... ilaaha illallah..." azan pun usai dikumandangkan, ku tutup buku dan ku simpan dan sesegera aku memantaskan diri dengan pakaian koko dan kain tak ketinggalan peci kesayanganku.
Aku pun segera turun dari kamarku dan menuju masjid yang tak jauh dari tempat tinggalku, ku lihat jamaah sudah banyak yang datang meski masih banyak shaf yang masih kosong. Aku pun masuk dan mencari tempat lalu menunaikan shalat sunnah qobliyah isya.
Entah kenapa aku merasa grogi dan sedikit panas dingin saat iqomah di kumandangkan, itu bertanda shalat isya akan segera di tegakkan dan setelah itu aku maju mengisi kultum yang masih tak jelas apa judulnya, dag dig dug ! kurang lebih seperti itu yang aku rasakan.
***********************
"Assalamu'alaikum warahmatullah...." sahalat isya pun berakhir seolah begitu singkat aku rasa. Dekupan jantung pun semakin terasa olehku, aku pun berusaha tarik nafas dan berdo'a agar suapaya rileks dan tak gugup saat maju kedepan nanti.
"Jama'ah sekalian yang saya hormati, berdirinya saya di sini ingin menyampaikan beberapa maklumat," papar seorang moderator di hadapan jama'ah.
"Insyaallah kultum pada malam hari ini akan disampaikan oleh ust. Muhaedi dari jakarta" lanjut moderator.
"Kepada ust. Muhaedi kami persilahkan"
Seolah tak ada beban, aku pun maju tanpa memperulikan rasa grogi dan dekupan jantung perlahan tapi pasti yang membuatku kacau jika aku pedulikan, "masa bodo !" lirihku.
 "Ramadhan bukan hanya merupakan bulan tarbiyah, yang mentarbiyah jiwa, jasmani maupun rohani, tapi di bulan ramdahan ada satu nilai yang harus kita junjung tinggi dan kita pertahankan, apa itu? yaitu nilai ukhwah islamiyah" penuh semangat berkobar.
"Perbedaan bukan saja ada, tapi kembali lagi bagaimana kita mensikapinya, tentunya perbedaan bukan menjadi ajang klaim 'paling benar' dan menganggap salah atau jauh dari kata benar. Justru perbedaan yang ada hsrus menjadi  warna dalam hidup kita sebagai perekat ukhwah islamiyah" kembali aku menegaskan kepada jamaah tentang pentingnya menjaga persaudaraan sesama muslim.
"Seorang muslim harus mencintai saudaranya sebagai wujud dari keimanannya, sebagaimana sabda rasulallah; "Tidak sempurna iman seserang sehingga ia mencintai sauaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri (dengan kebaikan)" HR. Bukhori-Muslim.
Aku merasa seperti terbang, ringan terasa tangan ini, tak hanya bahasa lisan namun juga bahasa tubuh mnjadi bumbu dalam kultum prdanaku malam ini.
"Jama'ah sekalian, kita tentunya sudah sama-sama tau tujuan kita berpuasa, begitu jelas qur'an menatakan 'La'allakum tattaquun..' agar kita menjadi manusia yang bertaqwa, apa itu taqwa? menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah" tandasku.
Kulihat wajah-wajah jama'ah yang begitu antusias melihat dan mendenarkan apa yang aku sampaikan. Lebih bersyukur lagi ini adalah kultum peranaku di kota Makassar, kota tempat kelahirannnya cawapres no. urut 2 yaitu pak Jusuf Kalla, kota dimana terdapat pantai losari yang alhamdulillah aku bisa mengunjunginya tahun ini, sebelumnya hanya bisa melihat i majalah2 atau menonton di acara TV.
Ramadhan buatku adalah bukan sekedar puasa, tapi lebih dari itu ramadhan adalah bulan perenungan, mendekatkan diri pada sang kholik serta berambisi untuk menjadi peribadi yang lebih baik lagi.
#Salam Ramadhan


>

Leave a Reply


Terimakasih sudah berkunjung :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Blogger templates